Bukan the Emptiness Machine Tapi Gandrung Machine

by - November 13, 2025

Oliv dan Sofi menari gandrung di Sudut Kalisat, di acara Babad Sumberjeruk


Hanya rasa cinta yang membuat orang sanggup mempelajari gerakan tari, langkah demi langkah. Cinta pula yang menggerakkan dua anggota Dewan Kesenian Kampus (DKK) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, Oliv dan Sofi, ketika mereka mempersembahkan tarian gandrung di ruang ingatan. Ia terjadi pada 24 Mei 2025, di acara Merokat Kenangan: Babad Sumberjeruk. Saat itu Amanda Olivia Zalianti masih belum melangkah bersama Muhammad Alby Fadlika Sumanto. Mereka baru saling menyatakan gandrung pada tiga bulan kemudian, seperti yang pernah saya tulis di catatan berjudul, Asal Usul Terjadinya Olby Gigs

Baik Oliv maupun Alby, mereka sedang menciptakan kenangan. Itu bukan urusan kami, tentu saja. Hanya doa dan gigs yang mampu kami sajikan. Sesuatu yang terbaik untuk mereka, itu saja yang kami ingin. 

Gandrung berakar dari bahasa Jawa, yaitu sesuatu tentang kasmaran, tergila-gila, dan sebuah kerinduan. Tari gandrung mula-mula lekat dengan istiadat masyarakat Using dalam mempersembahkan cinta kepada Dewi Sri. Kini city branding membuatnya lekat dengan kabupaten Banyuwangi.

Kami di sudut kecamatan Kalisat pun mencintainya. Kami gandrung dengan penampilan Oliv dan Sofi saat mereka beradu gerakan di ruang ingatan. Rupanya secara kebetulan dan tanpa saya sadari, mereka menari gandrung tepat di haul Ibu saya yang ke-17 tahun. 


Bukan the Emptiness Machine Tapi Gandrung Machine 


Kabar gembira bagi teman-teman yang belum sempat melihat mereka menari gandrung. Amanda Olivia Zalianti akan datang lagi ke ruang ingatan pada 14 November 2025 ba'da Isya, mengenakan fashion gandrung, dan akan memenuhi seluruh ruang dengan aroma kasmaran. Ini bukan tentang the Emptiness Machine-nya Linkin Park yang dinyanyikan dengan bagus sekali oleh Emily Armstrong, melainkan tentang Gandrung Machine di sebuah perjumpaan yang dicita-citakan, Olby Gigs. 

Baru saja di sebuah story saya menulis seperti berikut.

Gandrung Machine akan hadir besok malam di ruang ingatan Kampung Lorstkal, di acara Olby Gigs. Ada juga band-band indie Jember; Grey Castle, Kahlo, Selokan Belakang, Karin dan Iqbal, Notre Faire.

Ia dipersembahkan untuk semua yang sedang ulang tahun di bulan November, para manten anyar, untuk Novia Suryandari yang ulang tahun pada 14 November 2025, juga tentu saja untuk Oliv dan Alby. 

Ada juga sesi doa bersama untuk mereka yang sedang bersedih.

Mari merapat, makan bersama dan urunan tigaribuan. Besok malam. 


Barangkali Oliv akan tampil sendiri, tapi Sofi tetap ada di hati kolektif Sudut Kalisat. Berharap ada hari yang lain, dimana mereka bisa tampil berdua lagi. Terima kasih Dewan Kesenian Kampus FIB yang telah menghadirkan para penari seperti mereka. Kami gandrung. 


_____

Malam. Hujan. Saya menuliskan catatan ini di ruang ingatan. Suasana syahdu menyelimuti ruang yang belum lepas dari bahaya laten kutu busuk alias tinggi ini. Arunika Kinnas Narasnama mulai ngantuk. Dia sliyer-sliyer sambil sesekali memeluk Ibunya yang besok ulang tahun. Bapak Aru, Ahmad Hafid Hidayaturrahman, dia memindahkan kasur, dibantu oleh Dani. Anin dan Sherin ada di dalam kamar perempuan. Mas Nur Riyono alias Mas Yon sedang duduk santai di kursi sambil sesekali memandang lukisan mural di ruang musala. Mural itu belum lagi usai. Sebentar lagi saya, Mas Nur Riyono dan Hafid berencana sowan ke Kiai Ahmad Badrus Sholihin di Pondok Pesantren Taman, Glagahwero. 

Mohammad Fitra Ramadhan alias Tataq, dia sedang duduk bersama Karina Putri Yuni Kuswanto, Dani, dan Amel. Resti baru saja pulang. Dia sejak sore di ruang ingatan, nyicil memasak untuk kebutuhan Olby Gigs. 

Hamdan Tamimi belum datang, mungkin terjebak hujan di sekitar BRIwork Universitas Jember. Muhammad Iqbal masih di rumahnya di desa Biting. Wildan Ariyanto fokus membantu proses Olby Gigs dari Bondowoso. Dia tidak bisa hadir di ruang ingatan, rumah kolektif Sudut Kalisat. Jadi Wildan kebagian urus zine Olby dengan tema cinta-cinta'an. Bila perlu, zine itu akan kami jadikan simbol perlawanan kecil dan menempatkan warna pink sebagai bagian dari warna-warna yang lain dan bukan sebagai warna politik lokal Jember. 

Tepat pukul 19.00 WIB, hujan kembali ngedurus deras. Semoga ia dapat menghapus duka lara bagi yang sedang bersedih, dan memberi kesegaran bagi yang sedang gandrung akan sesuatu. 

Teman-teman, taklangkong de' ka sadejenah tretan tonggel guruh tonggel elmoh, warga Kalisat pada khususnya, dan warga Jember pada umumnya, warga musisi indie, para penari, juga semua yang terkoneksi dengan tulisan ini, tidak terkecuali, mohon restu.untuk kelancaran acara kecil Olby Gigs. Sakalangkong. 

TAMASJA NET

0 comments