Sabtu Malam Tak Sendiri

by - November 22, 2025

KARIN tiba-tiba menangis sesenggukan di sudut kamar. Kami yang ada di ruang ingatan segera mengerubunginya. Sherin yang ada di dalam kamar, berdua saja dengan Karin, dia justru tertawa lepas. Sherin bilang, "Karin capek sakit katanya, Pakde." Orang-orang yang mengerubungi Karin selain saya dan Hana, masih ada Qorry 'Aina Damayanti, Opet, Resti, dan Hamdan Tamimi, kami semua turut tertawa saat mendengarnya. 

Sudah lima hari ini Karin sakit, hanya berjarak sehari setelah Sherin sakit influensa tipe A. Demam tinggi, pusing sampai kepala rasanya berat, otot di bagian persendian mengalami nyeri, dan batuk. 

Mega Silvia datang terlambat. Dia tidak tahu momen ketika Karin nangis di balik selimut. Dani juga tidak tahu sebab dia sedang terlelap di kamar cowok. Memang begitu biasanya keadaan di ruang ingatan, rumahnya anak-anak Sudut Kalisat yang ada di samping barat rumah kontrakan kami. Orang-orangnya datang dan pergi. Tadi sore ada Mas Budi, juga Hafid sekeluarga. Lalu Arunika Kinnas Narasnama rewel minta pulang. Maka pulanglah Aru bersama orangtuanya, Hafid dan Novia Suryandari. 

"Capek Aru Pakde, tadi kelamaan kumkum di kolam renangnya Tanoker." 

Tadi siang teman-teman Sudut Kalisat memang ke Tanoker Ledokombo. Mereka janjian berenang di sana sejak kemarin. Mumpung Opet datang dari Sidoarjo, dan karena agenda jalan-jalan ke Ijen urung dilakukan. 

Ketika di kolam renang Tanoker Ledokombo, ada Aldi juga bersama mereka. Kini Aldi kerja urus MBG di wilayah Kalisat. Dia di bagian dapur utama. Kerjanya mulai malam sampai pukul delapan pagi. Begitu kata teman-teman, ketika mereka saling bercerita.

Selain 22 - 23 November, Qorry 'Aina sudah tidak punya waktu libur lagi. Dia punya banyak agenda kerja hingga sepanjang Desember nanti. Baru di pemula tahun depan dia ada senggang. Pantesan, sudah empat hari berturut-turut dia ada di ruang ingatan. Datang sore, pagi kembali ke Jember untuk bekerja di BRI Work di dalam kampus Universitas Jember. Hari ini dia libur. Jadi 'Aina punya waktu panjang di Kalisat, sampai besok. 

Malam ini Sherin Fardarisa packing. Besok dia berencana pulang ke Bekasi, naik bus. Sherin bilang, "Sepertinya aku nggak jadi ke Jogja Mas. Langsung balik aja ke Bekasi." 

Sabtu malam, jalanan di Kalisat ramai sejak ba'da Isya. Saya dan Hana pergi keluar untuk beli sate gule di Warung Pak Daryo di desa Sumberjeruk. Pulangnya masih mampir di warung kopi milik pasutri Mas Teguh dan Yu Su di tepi JL. dr. Wahidin Kalisat. Orang-orang berlalu-lalang, ramai sekali. Langit Kalisat sedang cerah. Sayangnya tadi sore kami dengar kabar bila di Jember kota sedang hujan. Ada luapan air di beberapa got di tepi jalan. Kami di Kalisat jadi kepikiran even rakyat di Ambulu yang digelar hari ini, 22 November 2025. Even Gerak Jalan Watam, Watu Ulo - Ambulu. Semoga lancar, berkesan, dan ada sesuatu yang baik yang layak dijadikan inspirasi sebuah wilayah. 

Selesai minum wedang jahe, kami pamit pulang dari warung Yu Su dan Mas Teguh Susanto. Kami segera ke ruang ingatan, dan sekian detik kemudian mendapati Karina Putri Yuni Kuswanto menangis sesenggukan. 

Lekas membaik, Karin. Sabtu malam tak sendiri, ada kami di ruang ingatan. Sherin juga baru akan pulang besok sekira jam sepuluh pagi. 

Tidak ada ilustrasi foto untuk catatan ringan kali ini. 

TAMASJA NET

0 comments