Mengenang Blog Acacicu
Saya pernah punya blog dengan alamat www.acacicu.com. Saya membeli domain dot com itu di Kuncihost sejak 21 September 2010 dan lupa memperpanjang pembayaran domain pada lima tahun kemudian. Acacicu dipenuhi oleh cerita sehari-hari, karakter-karakter orang di sekitar hidup saya, kisah tentang teman-teman blogger yang saya kenal baik yang tinggal di Indonesia maupun mancanegara, kepingan sejarah Jember, kenangan masa kecil dan masa-masa sekolah, pengalaman di pasar loak, tentang tamasya band, dan kejadian-kejadian kecil yang memiliki dampak besar pada hidup saya. Bersama blog acacicu, hari-hari saya menjadi penuh warna. Apalagi sejak 25 Mei 2011, lahir group Facebook bernama Warung Blogger, dibikin oleh blogger Jember bernama Lozz Akbar. Ia menjadi ruang jumpa dan ruang sapa warga blogger Indonesia spesialis cerita sehari-hari.
Sepanjang Januari 2014, saya ke Jakarta untuk mengikuti sekolah menulis yang dipersembahkan oleh Yayasan Pantau, Jurnalisme Sastrawi. Saat itu Andreas Harsono memperkenalkan saya kepada belasan peserta yang lain sebagai blogger dari Jember.
"Hakim adalah seorang blogger asal Jember, juga penulis lirik lagu."
Senang mendengarnya. Sampai sekarang masih dapat saya ingat momen tersebut. Ia tentu bermula dari acacicu, meskipun di masa tersebut blog yang saya miliki tak hanya acacicu. Saya menulis di kompasiana, blogdetik, note facebook, wordpress, dan sesekali menjadi ghost writer.
Selama di Jakarta, saya punya masa-masa istirahat. Di jeda waktu tersebut, saya banyak jumpa dengan para sahabat blogger yang tinggal di Jakarta. Kami bikin janji kopdar. Dieqy Hasbi Widhana, salah satu peserta Jurnalisme Sastrawi yang datang ke Jakarta bersama saya, dia juga saya ajak kopdar ke rumah salah satu blogger. Waktu itu Dieqy bertanya, "Apa sebelumnya sampeyan pernah jumpa?" Saya bilang, tidak. Mungkin Dieqy heran, sebab kami segera akrab. Tuan rumah bahkan bikin perjamuan untuk kami. Begitulah dunia blogger spesialis cerita keseharian. Kami segera akrab ketika kopdar sebab saling membaca karya tulis masing-masing.
Blogger punya latar belakang yang beragam. Ada Ibu rumah tangga, dosen, purnawirawan jenderal, peneliti, pengangguran, pegawai negeri, pedagang, ulama, petani, buruh migran, jurnalis, dan sebagainya. Mereka memanfaatkan waktu senggang dengan blogging. Ada yang menulis setiap hari, ada yang sesempatnya, ada yang terjadwal sepekan sekali, sebulan sekali, bebas. Kita bisa menentukan jadwal sendiri untuk blog personal. Di antara kami memang ada yang sengaja bikin blog untuk tujuan-tujuan tertentu seperti untuk membangun personal branding dan untuk menghasilkan uang. Tapi blogger di sirkel saya lebih banyak blogger yang hanya berbagi informasi dan hobi, kadang-kadang juga hanya untuk meningkatkan kemampuan menulis. Saya membangun dan merawat blog acacicu juga untuk alasan terakhir tersebut. Memanfaatkan waktu senggang, hobi, dan mengasah kemampuan menulis.
Sepulang dari Jakarta, saya lebih banyak terlibat menulis jurnal dan riset. Ia juga termasuk riset mandiri seputar sejarah dan lingkungan. Grafik aktivitas menulis saya di blog personal acacicu menjadi menurun, hingga tulisan terakhir di bulan keempat tahun 2017. Setelah itu blog acacicu praktis hanya menjadi seperti arsip online saja.
Lalu muncul masalah dari masa lalu.
Saya pernah menulis proses pernikahan seorang sahabat. Ia menikah pada 25 Juni 2009. Satu artikel pendek itu saya beri judul, Batikkan Harimu. Lengkap dengan foto kami berempat. Sepasang pengantin tersebut diapit oleh saya dan Zuhana AZ. Saya pakai batik warna cokelat. Zuhana pakai kerudung hitam, perpaduan baju warna hitam putih dan kebaya tipis tembus pandang berwarna merah darah. Rupanya kelak mahligai rumah tangga mereka tak berjalan sempurna, meskipun sudah memiliki satu buah hati yang tampan.
Hari berlalu seperti biasa. Tiba-tiba di pemula 2021 ketika dunia masih kalut dilanda pandemi, datang telepon dari teman yang dulu hari pernikahannya pernah saya abadikan di blog acacicu. Dengan emosional, perempuan yang pernah saya kenal baik ini meminta agar artikel tersebut dihapus permanen. Saya segera mengabulkan permintaannya. Esoknya, dia masih menelepon dengan emosional. Bilang bahwa artikel itu masih ada di mesin pencari. Saya jelaskan pelan-pelan, bahwa google memang masih akan menyimpannya maksimal sembilanpuluh hari, sebelum kemudian benar-benar hilang. Ia hanya tersimpan di pencarian saja. Ketika link itu kita klik, hasilnya zonk. Rupanya sungguh tidak mudah menjelaskan hal sesederhana itu. Belum bila harus menjelaskan sampah online seperti artikel yang telah dihapus permanen masih akan tertangkap oleh RSSing.com, misalnya. Alamatnya akan berubah menjadi https://acacicu1.rssing.com. Ia di luar kendali saya, tentu saja.
Saya menghapus artikel 'Batikkan Harimu' sejak 8 Februari 2021. Sekian hari kemudian, blog acacicu juga saya tutup, hingga sekarang. Mantan suaminya datang menjumpai saya dan bilang, "Sepurane yo Kim. Piye yo, saaken Ibuk'e tole." Saya tidak ada masalah dengan itu. Biasa saja. Setidaknya, saya melakukan itu semata-mata atas nama masa lalu. Di hari-hari ketika mereka berdua belum cerai, mereka adalah pasangan yang baik. Mereka selalu menyambut kedatangan saya dan Zuhana AZ dengan hangat. Saya akan terus mengenangnya seperti itu.
Jadi teman-teman, saya punya dua blog personal yang kini dua-duanya telah tinggal kenangan. Selain acacicu.com masih ada rzhakim.net. Untuk yang kedua, saya menulisnya di artikel berjudul, Kehilangan Blog Personal RZ Hakim.
Kini saya memulai kembali merintis keberadaan blog melalui www.tamasja.net
Saya kira dunia blogging hari ini telah mengalami banyak perubahan. Dulu saya tak mengenal Google Search Console, sekarang saya sedang dalam proses mempelajarinya. Blog tamasja mungkin butuh waktu lama untuk terindeks mesin pencari. Bukan apa-apa, hanya agar mudah ditemukan saja, biar bisa menemukan pembaca di luar jaringan pertemanan saya. Ketika memperhatikan cara kerja Search Console, blog tamasja akan terindeks mesin pencari pada April tahun depan. Lumayan, saya jadi punya waktu yang panjang untuk mengisi blog tamasja dengan aneka tulisan. Ia bisa menjadi arsip dan saya bisa menggunakannya sebagai ruang asah dunia kepenulisan.
BAHASA CODING
Mungkin ada budaya blogging yang berubah. Blog walking alias bewe barangkali tak seramai sepuluh hingga limabelas tahun lalu. Kopdar blogger juga menurun. Orang lebih suka menjadi vlogger, youtuber, tiktoker, dan influencer dibanding menjadi blogger. Namun untuk urusan bahasa coding saya kira akan tetap sama, hanya berbeda di pertumbuhannya saja. Sejak zaman Frienster hingga nama Twitter berganti menjadi X, dasar-dasar bahasa pemrograman tetap seperti bahasa coding yang saya kenal di masa Frienster. Dulu orang cenderung menggunakan Java dan JavaScript, dan saya terbiasa pakai dasar-dasar HTML. Saya tak kenal bahasa coding lain seperti SQL, C#, PHP, dan atau Python. Saya kira HTML lebih mudah. Entah apakah HTML ini masuk ke dalam bahasa coding atau tidak, saya tidak tahu. Teman-teman seperti Qorry Aina' Damayanti tentu yang lebih mengerti, sebab Qorry lulusan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Jember yang terlibat akrab dengan bahasa coding.
Dulu kodenya sering ditulis HTML/JavaScript.
Saya baru ingat, pernah bikin blog khusus tentang tips trik bahasa coding yang sering saya pakai di dunia blog. Ia bisa Anda tengok di https://sipicu.blogspot.com
Untuk urusan kode-kode yang biasa digunakan dalam blogging, semoga ke depan saya bisa bikin artikel khusus tentang itu. Saya kira setiap blogger perlu memiliki dasar-dasar pengetahuan tentang bahasa coding.
BLOGGING, PERSONAL BRANDING, PERSAHABATAN
Benar, kita tidak perlu menulis untuk Search Engine Optimization. Tapi kita perlu mengetahui bagaimana cara kerja Search Engine Optimization itu. Bila menurut kita menarik, mengapa tidak sekalian dipelajari? Itu juga baik untuk tumbuh kembang blog kita, bahkan meskipun blog personal. Blogging juga tidak melulu tentang personal branding. Urusan personal branding akan muncul sendiri manakala kita telah berhasil merawat blog dengan istiqomah. Namun urusan persahabatan di dunia blog, saya sudah merasakannya.
Seperti yang telah saya tulis di atas, blog acacicu pernah membawa saya hingga ke sekolah menulis jurnalisme sastrawi. Ia diampu oleh dua orang, penulis Indonesia Andreas Harsono dan Profesor Janet Steele dari George Washington University.
Ketika saya dan Zuhana AZ menikah pada bulan sebelas tahun 2011, teman-teman blogger Indonesia ramai memberi ucapan kepada kami. Teristimewa di hari akad nikah kami di Tuban. Saat itu kami kedatangan tamu penting, seorang purnawirawan jenderal. Ia datang berdua bersama istrinya. Ada dua penyambutan untuk kedatangannya, yaitu dari pihak militer Tuban dan dari Bojonegoro. Beliau adalah Alm. Abdul Cholik. Warga blogger lazim memanggilnya sebagai Pakde Cholik.
Personal branding dan persahabatan, saya kira itu semua akan muncul dengan sendirinya manakala kita sudah menjalani keseharian dengan blogging. Tidak perlu dirancang. Saya pernah punya pengalaman yang bagus tentang itu, bersama blog acacicu.
Sekian tulisan saya tentang 'Mengenang Blog Acacicu.' Terima kasih.

0 comments