Kepada Karang Kepada Ombak Kepada Matahari
Pencegahan Kekerasan Seksual dan Metode Intervensi Bantu
Kekerasan seksual adalah tindakan yang melampaui batas, dengan argumentasi yang beraneka ragam. Begitu kira-kira sedikit materi yang dapat saya ingat seminggu yang lalu, di acara pelatihan pembuatan SOP pencegahan dan penanganan kekerasan seksual. Saya menulisnya di blog tamasja dengan judul, Belajar Bikin SOP Kekerasan Seksual.
Hari ini ada acara serupa dan di tempat yang sama, Briwork Universitas Jember, berjudul, 'Pencegahan Kekerasan Seksual dan Metode Intervensi Bantu.' Ia diselenggarakan oleh Womens March Jember. Berangkat dari Sudut Kalisat adalah Zuhana AZ, Qorry 'Aina Damayanti, Titania Elsa, dan Mega Silvia. Jadi yang dimaksud metode intervensi bantu itu sebuah metode intervensi saksi agar kita dapat merespon secara aman saat melihat pelecehan seksual terjadi di ruang publik maupun saat mengalaminya sendiri.
BANTU juga dijadikan akronim, sebagai berikut;
Berani tegur pelaku
Alihkan perhatian
Ngajak orang lain untuk membantu
Tanya keinginan korban
Upayakan merekam kejadian.
Acara berlangsung sejak pukul duabelas siang hingga pukul empat sore. Tapi Hana dan 'Aina berangkat pagi-pagi sekali, sebab di Briwork ada acara public speaking untuk anak-anak.
Sore hari, saya menjemput Hana dari Kalisat menuju Jember wilayah kampus. Saya menunggu di kedai WTC. Di sana saya jumpa dengan Bagus, Haqi, Abd. Hakim, Revo Marando, Edi Yesus, Achmad Bachtiar, Oong, Edo, dan lainnya. Karin Iqbal menyusul. Sekira pukul lima sore, teman-teman Selokan Belakang Band siap-siap berangkat ke Sidoarjo, naik bus. Besok mereka akan manggung di Kota Delta itu.
Karin ikut balik ke kosannya di JL. Tidar. Dia capek, mau tidur. Seharian ini Karin bantu kerja outbond di Seger Nusantara di desa Jatian, dekat Kalisat.
Saat semua sudah pulang, tinggal saya dan Abd. Hakim duduk satu meja di kedai WTC itu. Kami berbincang sambil menunggu Hana dan 'Aina datang.
Abd. Hakim dan Qorry 'Aina Damayanti, 13 Desember 2025
Ketika Hana dan 'Aina akhirnya datang, kami tak segera pulang melainkan masih pesan tempe goreng dan minuman dingin. Sama seperti Karina Yuni Putri Kuswanto, 'Aina juga tampak lelah. Dia berencana segera balik ke kosan dan tiduran.
Abd. Hakim bilang, dia tak jadi ikut berangkat ke Lembâna Artgroecosystem di Sumenep, Madura. Kakak kandungnya akan punya momongan, dan HPL adalah akhir bulan ini. Selain itu dia juga harus fokus mengerjakan proses skripsinya di jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya. Saya bersyukur, dia bikin keputusan yang benar.
MTN Lab: Residensi Denpasar 2025
Sementara itu, kabar Hamdan Tamimi, dia masih berada di Pulau Bali demi mengikuti kelas impiannya di dunia kuratorial. Dia ikut MTN Lab: Residensi Denpasar. Dia bertolak dari Kalisat sejak Minggu, 7 Desember 2025. Kemarin Hamdan Tamimi kirim kabar, katanya dia terserang flu.
"Adem panas cuaca ndek Bali, rodok flu dua hari iki."
Lalu saya tanya ke Tamimi, apa ada waktu istirahat?
"Cukup panjang kelasnya, mulai jam sembilan pagi sampai jam enam sore. Baru setelah itu bisa pulang ndek tempat penginapan. Tapi cuma delapan hari kelase. Habis itu udah bisa bisa bebas karena udah masuk waktunya produksi pameran.
"Kelas pokoknya mulai tanggal 8 - 15 Desember 2025. Kelas materi, visit galeri dan lain-lain, pukul sembilan pagi sampai enam sore. Tanggal 16 - 23 Desember itu produksi pameran. Tanggal 24 Desember pembukaan pameran sampai tanggal 31 Desember 2025
"Kalo memungkinkan, bisa pulang lebih cepet. Tanggal 27-an Desember bisa pulang."
Hamdan Tamimi memang penuh harap bisa terjaring dan lolos di program Residensi Denpasar ini. Dia ingin benar-benar belajar. Hamdan Tamimi bahkan berani ambil keputusan untuk tidak merintis bisnis dulu. Terhadap keputusan ini, saya juga bersyukur. Bangga. Mereka ada di usia mengambil keputusan, di antara sekian persimpangan hidup.
Saya pernah menulis artikel tentang dirinya, berjudul, Hamdan Tamimi.
Tadi sore ruang ingatan hanya disemarakkan oleh Hafid, Novia Suryandari, dan Aru. Ba'da Isya hingga tulisan ini saya bikin, di ruang ingatan hanya ada saya, Hana, dan Mas Budi 'Tamasja Dara.' Sungguh kontras dengan suasana kemarin yang saya gambarkan di artikel berjudul, Makan bersama adalah perlawanan.
Hamdan Tamimi memang penuh harap bisa terjaring dan lolos di program Residensi Denpasar ini. Dia ingin benar-benar belajar. Hamdan Tamimi bahkan berani ambil keputusan untuk tidak merintis bisnis dulu. Terhadap keputusan ini, saya juga bersyukur. Bangga. Mereka ada di usia mengambil keputusan, di antara sekian persimpangan hidup.
Saya pernah menulis artikel tentang dirinya, berjudul, Hamdan Tamimi.
Tadi sore ruang ingatan hanya disemarakkan oleh Hafid, Novia Suryandari, dan Aru. Ba'da Isya hingga tulisan ini saya bikin, di ruang ingatan hanya ada saya, Hana, dan Mas Budi 'Tamasja Dara.' Sungguh kontras dengan suasana kemarin yang saya gambarkan di artikel berjudul, Makan bersama adalah perlawanan.
Sementara itu, jumlah korban meninggal dunia dalam banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat telah menembus 1.006 jiwa, Sabtu, 13 Desember 2025 petang.
Kesedihan di negeri ini, mengingatkan kita pada lirik lagu Ebiet G. Ade, berita kepada kawan.
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit.
Sebagaimana biasa, saya seringkali kesulitan bikin judul tulisan. Maka saya comot saja satu baris lirik lagu sang legenda, Bapak Ebiet. Kepada karang kepada ombak kepada matahari. Sepertinya cocok mewakili perasaan hari ini yang begitu mendung, dihiasi dengan suara gludug berkali-kali, dan tentang kami warga agraris Kalisat yang selalu merindukan lautan.
Selain suara petir, sesekali langit Kalisat dihiasi oleh cahaya kilat.
Sebagaimana biasa, saya seringkali kesulitan bikin judul tulisan. Maka saya comot saja satu baris lirik lagu sang legenda, Bapak Ebiet. Kepada karang kepada ombak kepada matahari. Sepertinya cocok mewakili perasaan hari ini yang begitu mendung, dihiasi dengan suara gludug berkali-kali, dan tentang kami warga agraris Kalisat yang selalu merindukan lautan.
Selain suara petir, sesekali langit Kalisat dihiasi oleh cahaya kilat.


0 comments