Madura Story

by - Desember 13, 2025



Mengayuh BMX dari Jember menuju Madura


LANGKAH pertama selalu yang paling sulit, dan ia dimulai sejak Jumat, 3 Juni 2011 pukul 22.21 WIB. Foto di atas diabadikan oleh Zuhana AZ, ketika saya memulai kayuhan pertama, dimulai dari Rumah Karya Panaongan yang beralamat pos di JL. Slamet Riyadi 135 Patrang, Jember. Saya tak berangkat sendirian melainkan berdua dengan Imam Taufiq atau yang biasa dipanggil Opec.

Kami memilih berangkat di malam hari, dan malam pertama berakhir di kecamatan Balung. Kami menginap di sekretariat pencinta alam Wachana, akronim dari wadah pencinta habitat flora dan fauna. Malam yang mesra. Di sana, sebelum terlelap, saya masih sempat memetik gitar dan menyanyikan beberapa lagu-lagu tamasya band. Esok harinya, kami ambil jalur Balung menuju jalan besar di Rambipuji - Bangsalsari, hingga menuju Tanggul - Sumberbaru, lalu berjumpa dengan kabupaten Lumajang.

Ketika di Lumajang, kami disamperin oleh Bayu Hikmawan. Sayang, sepertinya saya tak menyimpan foto ketika kami sedang bersama dengan Bayu Hikmawan alias Wawan Kurusetra ini. Padahal kami menghabiskan waktu lama dengannya. 
 

Istirahat di Lumajang 


Kami ambil jalur Jember - Lumajang - Probolinggo - Pasuruan - Sidoarjo - Surabaya, lalu menyeberang ke Bangkalan. Kecamatan Kamal adalah tanah Madura pertama yang kami injak. Bersama Opec, saya melakukan sujud syukur untuk kemudian bertingkah aneh dengan menginjakkan kaki kanan tiga kali di tanah Kamal. 

Empat kabupaten di Madura kami singgahi, hari demi hari. Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep. Semua itu kami lalui dengan lambat. Kami sempatkan menyeberangi pulau kecil di Madura, membawa serta dua BMX kami naik perahu. 


Menyeberang ke sebuah pulau


Opec kemana-mana selalu pakai helm kuning milik Zuhana AZ. Dia memanggil Hana dengan 'Mbak Prit,' mengikuti teman-teman Mapala yang memanggil Hana dengan nama lapangnya. Helm kesayangan Hana pernah juga dibawa Faisal alias Bang Korep untuk naik gunung. Dia foto di puncak gunung itu dengan tetap mengenakan helm kuning. 

Kini Opec berada di Slowakia, negara tanpa laut di Eropa Tengah. Boleh jadi, ketika melihat foto ini dia merindukan saat-saat menyeberangi pulau sambil mekso membawa dua BMX kami. 



Bersama Kang Nawi di Surabaya 


Foto di atas saya simpan di Photobucket, sebuah aplikasi penyimpanan foto yang kini sudah tidak lagi beroperasi. Saya berhasil skrinsut foto itu karena masih tersimpan di blog lama dalam bentuk spoiler. Meskipun format foto menjadi sangat kecil dan berkualitas rendah, saya merasa perlu mengawetkannya di sini. Ada cerita yang manis di balik foto itu. Foto paling kiri, di atas jembatan penyeberangan, saya dan Opec tiduran di sana untuk istirahat. Ada dua rekan punk yang masih tertidur pulas, tak bisa kami bangunkan. Tentang Kang Nawi, dia adalah senior saya di pencinta alam. 

Cerita perjalanan saya dan Opec singgah di duabelas kabupaten dan lebih dari satu pulau kecil di Madura, adalah kisah masa bujangan. Sepulang dari perjalanan itu, saya segera mempersiapkan diri untuk menikahi gadis Tuban bernama Zuhana AZ alias Hana. Opec dan kawan-kawan Rumah Karya Panaongan hadir menemani saya di Tuban. Tak sedikit teman-teman Mapala yang turut menyertai akad nikah saya dan Hana. Terima kasih. 


Saya dan Opec di Pulau Mandangin


Perjalanan, selain menciptakan rindu, dia adalah universitas kehidupan. Ada banyak kebaikan-kebaikan yang belum saya ceritakan di sini, terutama tentang Hendra Petis, Faisal Korep, Semar, hingga pasutri Bazz Ragil dan Diah Arimurti yang menampung masa rehat kami selama di Pamekasan. Juga, masih ada nama-nama lain selain mereka, Bayu Hikmawan, Kang Nawi, Mbak Nawang Ratri, yang belum terukir dalam catatan sederhana ini. 

Keso'on. Mator sakalangkong. 

Hari berganti. Telah berlembar-lembar kalender Masehi kami lewati, dan telah sekian Hijriyah kami nikmati. Kehidupan membentuk kami, menciptakan perjalanan-perjalanan yang lain. Tapi saya tahu, di antara sekian perjalanan, BMX dan Pulau Madura adalah bentuk tempaan yang berbeda. Keduanya adalah sang Mpu, sedangkan saya dan Opec hanyalah bijih-bijih logam yang pernah mereka tempa. 

TAMASJA NET

0 comments