Tubuh Menubuh

by - Desember 19, 2025


Lembana Artgroecosyatem


PUKUL setengah sebelas siang ini, saya dan Hana mulai bersiap meninggalkan Tema Hotel di JL. Trunojoyo 191 Sumenep. Bersama Supra X 125 kami meluncur ke desa Gadu Barat di kecamatan Ganding, tempat Lembana Artgroecosyatem berada. Seperti tampak dalam foto, kami menghabiskan Jumat siang dengan ngopi di emperan rumah Fikril yang sekaligus menjadi 'ruang ingatan' bagi Lembana Artgroecosyatem. 

Di pelataran rumah Fikril, tepatnya di sisi kanan, terdapat sebuah masjid. Saya bersyukur ditakdir salat Jumat di masjid ini. 


Majelis Dramaturgi


Setiap hari selalu ada jadwal majelis dramaturgi. Teman-teman berkumpul di pelataran masjid, lalu membicarakan perform yang dilakukan sebelumnya. Hari ini saya berkesempatan mengikuti majelis tersebut. 

Posisi duduk dipisah laki-laki dan perempuan, meskipun tak terlalu kaku. 

Di forum inilah sering saya dengar istilah tubuh dan menubuh, sangat khas anak-anak kesenian yang kadang bermain di Sudut Kalisat. Bila dalam bahasa orang-orang Kalisat, menubuh sama dengan e pedeging. 

Tubuh. Menubuh. 

Ya saya sering mendengar istilah ini di ruang ingatan. Kadang dari Mokhsa, kadang dari Wildan Ariyanto. Memang lebih sering saya dengar dari teman-teman lulusan ISI. Mereka suka pakai kata itu. 

Menjadi satu dengan tubuh, mungkin itu yang dimaksud dengan menubuh. Tubuh menubuh. Entah warga desa setempat yang mengelilingi Lembana Artgroecosyatem pakai istilah ini atau tidak. Atau punya istilahnya sendiri, seperti warga Kalisat. 

TAMASJA NET

0 comments