Kami Menikah Ba'da Isya Dengan Mas Kawin Mini Album
by
tamasja
- November 15, 2025
Pada pertengahan bulan sebelas duaribu sebelas
Kami menikah ba'da Isya, sesaat setelah hujan lebat mengguyur dusun Logawe, sebuah dusun yang indah di desa Sawahan kecamatan Rengel, Tuban. Kini, setiap kali Iqbal melantunkan lagu ciptaannya yang berjudul Ba'da Isya, saya jadi teringat momen di empatbelas tahun lalu itu.
Saya lahir dan tumbuh besar di Jember, tak terbiasa dengan peristiwa akad nikah ba'da Isya. Di Jember orang biasa melangsungkan akad nikah pada pukul sembilan pagi. Baru bila ada acara resepsi pernikahan, ia bisa dilakukan di sore dan malam hari. Saya senang dengan kenyataan itu. Bagi saya, akad nikah ba'da Isya itu keren.
Mas kawin seperangkat alat salat dan mini album 'Mahar Hidupku'
Perhatikan foto di atas, dan akan Anda jumpai compact disk dengan dominasi warna hijau kuning dan ada corak sinar mentari, pohon sebagai simbol 'save the tree' Tamasya Band, telaga kecil, serta sebuah huma. Itu adalah mas kawin yang berisi lima lagu.
1. Zuhana
2. Untuk Bunga
3. Mahar Hidupku
4. Harusnya Kau Tahu
5. Pada 10 September
Dari lima lagu yang saya ciptakan itu, dua di antaranya ada di album tamasya band. Zuhana dan Untuk Bunga. Pada 10 September adalah lagu yang menceritakan tentang hari dimana keluarga kecil kami berangkat ke Tuban untuk meminang Zuhana secara resmi. Mahar hidupku adalah aransemen lagu yang telah disediakan oleh arranger music Mungki Krisdianto dan saya hanya tinggal bikin lirik lalu menyanyikannya. Begitu juga dengan 'Mahar Hidupku.' Mungki sangat berperan memberi sentuhan aransemen hingga mixing. Suwon, Brade.
Saya tak bisa menyerahkan mas kawin itu sebab lagu bersifat immaterial, bahkan meskipun terbungkus dalam cakram optik. Begitu hasil rembug keluarga besar kami. Maka jadilah mini album itu terselip di antara seperangkat alat salat.
Saya tak bisa menyerahkan mas kawin itu sebab lagu bersifat immaterial, bahkan meskipun terbungkus dalam cakram optik. Begitu hasil rembug keluarga besar kami. Maka jadilah mini album itu terselip di antara seperangkat alat salat.
Diapit Bude dan Pakde Abdul Cholik, blogger Indonesia dan seorang Purnawirawan Jenderal
Di antara tamu yang datang, selain handai tolan, mapala, teman-teman BMX, seniman, keluarga tamasya band, dan lainnya, ada juga sahabat blogger yang datang ke akad nikah kami. Ia adalah Almarhum Abdul Cholik. Warga blogger biasa memanggilnya dengan sebutan Pakde. Ketika itu Almarhummah Bude juga turut bersama kami.
Saya tidak tahu sepenting apa posisi Pakde Cholik dalam hierarki TNI Angkatan Darat. Saya dan Zuhana hanya mengenalnya sebagai blogger yang lucu, sedikit genit, berjiwa luas, dan suka bagi-bagi giveaway kepada sahabat blogger. Namun di pagi menjelang pernikahan kami, rumah kami disamperin oleh orang-orang berambut cepak dan berseragam preman. Mereka bertanya pada keluarga Zuhana, apa saja yang dibutuhkan. Apakah butuh sound system? Kursi-kursi? Apakah butuh penjagaan? Mereka bahkan hendak melakukan kerja bakti membersihkan selokan depan dan samping rumah. Bapak kami lalu mengucapkan terima kasih namun menolak dengan sopan tawaran baik itu.
Urusan tidur pun menjadi masalah bagi Bude dan Pakde Cholik. Mereka diperebutkan oleh Komando Distrik Militer dari dua kabupaten. Bojonegoro dan kabupaten Tuban sendiri. Pakde Cholik punya jawaban bijak atas tawaran itu. Dia berjanji akan berkunjung ke KODIM 0811 Tuban dan bermalam di penginapan yang telah disediakan oleh KODIM 0813 Bojonegoro.
Al-Fatihah untuk Bude dan Pakde Abdul Cholik.
Para sahabat blogger banyak memberi ucapan kepada kami. Di tahun tersebut, Facebook masih laku. Di sana ada grup bernama Warung Blogger. Ada juga grup yang lain. Saya dan Zuhana sebagai pasangan 'bulan sebelas' ramai mendapat ucapan selamat, ditaburi dengan doa-doa. Terima kasih. Tak akan terlupa. Juga, dengan setulus hati saya meminta maaf sebesar-besarnya barangkali saat itu urusan pernikahan kami terlalu ramai oleh ucapan dan candaan. Dan boleh jadi, selain berpotensi bikin tidak nyaman, hal itu dapat menutup link-link tulisan blog yang baru diunggah dan disebarkan melalui grup Facebook, sebab tulisan tentang kami mumbul terus. Mohon maaf yang banyak, sahabat blogger.
Ia adalah masa-masa ketika saya aktif menulis keseharian di blog acacicu.com, juga rzhakim.net. Zuhana AZ juga cukup aktif menulis di wordpress dengan nama apikecil.
Urusan tidur pun menjadi masalah bagi Bude dan Pakde Cholik. Mereka diperebutkan oleh Komando Distrik Militer dari dua kabupaten. Bojonegoro dan kabupaten Tuban sendiri. Pakde Cholik punya jawaban bijak atas tawaran itu. Dia berjanji akan berkunjung ke KODIM 0811 Tuban dan bermalam di penginapan yang telah disediakan oleh KODIM 0813 Bojonegoro.
Al-Fatihah untuk Bude dan Pakde Abdul Cholik.
Para sahabat blogger banyak memberi ucapan kepada kami. Di tahun tersebut, Facebook masih laku. Di sana ada grup bernama Warung Blogger. Ada juga grup yang lain. Saya dan Zuhana sebagai pasangan 'bulan sebelas' ramai mendapat ucapan selamat, ditaburi dengan doa-doa. Terima kasih. Tak akan terlupa. Juga, dengan setulus hati saya meminta maaf sebesar-besarnya barangkali saat itu urusan pernikahan kami terlalu ramai oleh ucapan dan candaan. Dan boleh jadi, selain berpotensi bikin tidak nyaman, hal itu dapat menutup link-link tulisan blog yang baru diunggah dan disebarkan melalui grup Facebook, sebab tulisan tentang kami mumbul terus. Mohon maaf yang banyak, sahabat blogger.
Ia adalah masa-masa ketika saya aktif menulis keseharian di blog acacicu.com, juga rzhakim.net. Zuhana AZ juga cukup aktif menulis di wordpress dengan nama apikecil.
Olby Gigs 14 November 2025
Semalam begitu ramai. Ada tari gandrung, rangkaian musik indie, hingga makan bersama-sama. kami sampai lupa tak foto bersama dalam jumlah besar, seperti acara yang sudah-sudah. Cukuplah foto di atas yang saya tampilkan di blog tamasja. Itu juga cukup rock 'n roll.
Teman-teman kolektif Sudut Kalisat sedang menggelar pertunjukan musik skala kecil yang mereka sebut gigs. Ia berjudul Olby Gigs. Tagline yang diusung begitu nyresep di hati. Satu malam untuk cinta yang tak pernah padam. Benar, itu adalah malam untuk Oliv dan Alby. Juga tentu saja untuk Novia Suryandari dan semua teman yang kami kenal yang dilahirkan di bulan November. Saya dan Zuhana sudah cukup merasa bahagia melihat mereka tumbuh, berproses, bekerja di luar sana, bertemu jodoh dimanapun itu, memutuskan menikah, memiliki anak, menghadapi kenyataan hidup, dan tetap memiliki integritas. Kami bersyukur ditakdir mengenal mereka, anak-anak muda yang datang, pergi, kembali pulang kapan saja ke kampung halaman kedua mereka di ruang ingatan, dan terbang kemana hati menuntunnya.
Terima kasih Tuhan atas kehidupan berliku yang indah ini.















