Jember Banjir
by
tamasja
- Desember 15, 2025
Lorstkal Kalisat, 15 Desember 2025
FOTO di atas saya abadikan pukul empat sore. Ada juga yang versi video, sebelas detik. Lalu saya kirimkan versi video tersebut di group Facebook Info Warga Jember Official, dengan keterangan sebagai berikut.
"Kalisat masih hujan lur. Ini posisi di utara stasiun. Air di selokan meluap. Bagaimana di tempat sampeyan?"
Saya mengunggahnya pukul 16.13 WIB dan segera mendapatkan informasi. Sepertinya hujan merata di Jember. Debit air sungai naik, termasuk dua sungai yang mengapit Jember wilayah kota, yaitu Bedadung dan Jompo.
"Rata Mas sampai Bali juga," kata akun bernama Ree Fx.
"Deres lur Jember kota, dari jam satu siang," begitu menurut akun Kaki Gajah.
Hengky Setiawan bilang di kolom komentar, desa Suci di kecamatan Panti hujannya deras sekali. Debit air sungai naik. Saya segera bertanya hal-hal lain kepada Hengky. Apa yang disampaikan oleh Hengky mengingatkan saya pada catatan saya sendiri di blog rzhakim, dengan judul yang sangat panjang, yaitu; Bencana Nasional Banjir Bandang dan Longsor di Jember Tahun 2006, Bancakan, dan Tuntutan akan Perlunya Manajemen Penanggulangan Bencana.
Rupanya luapan air sungai sudah terjadi di banyak titik di kabupaten Jember, sejak sore menjelang Maghrib. Ketika sedang saling bertanya kabar tentang Jember di titik-titik daerah aliran sungai, istri bilang bila selokan di kampung kami juga meluap. Dia mendapat informasi dari jaringan Ibu-ibu, tentunya.
Saya segera pakai jas hujan, lalu memilih keluar. Benar juga, ada dua titik langganan luapan banjir di kampung kami. Di lapangan Armed samping rumah Farhan, juga di jalur rumah Mas Yon. Kali ini luapannya lebih besar dari biasanya, sampai-sampai tembok beton milik kereta api di sisi selatan rumah Bu Batara, ia roboh satu deret.
Menjelang Maghrib, saya pulang ke rumah. Di Tiktok saya menulis, "Semakin mengertilah kita bagaimana penderitaan saudara-saudara kita di Aceh, Sumut, dan Sumbar. Bismillah, semoga semuanya lekas membaik."
Sebegitu nggetu bertukar informasi, saya sampai tak konsentrasi mendengar Karin pamit hendak berangkat ke Madura, naik bus Damri dari Kalisat. Dia dijemput oleh Resty. Kasihan Resty, naik motor muter-muter hanya agar bisa menjemput Karin. Resty pun berangkat ke Madura. Nanti sesampainya di terminal Kalisat, motor akan dibawa oleh Roy, adik kandung Resty.
Resty dan Karin berangkat satu bus bersama Hafid, Novia Suryandari, dan Arunika.
Mega sedang di lokasi, memantau luapan Bedadung di JL. Sumatra. Dia kirim foto-foto pada pukul 19.00. Banyak yang mengungsi dan menyelamatkan diri. Pukul 21,32, dia sudah kirim link berita Kompas, tempat Mega bekerja. Dia memberinya judul, Jember Dikepung Banjir, Warga Berbondong-bondong Selamatkan Diri.
Ba'da Isya saya dan Hana menyempatkan diri ke Alfamart di JL. dr. Wahidin Kalisat, beli beberapa kebutuhan survival kit. Ada masalah dengan sistem Alfamart hari ini. Hana yang biasanya sabar jadi sewot. Karena kesalahan pihak Alfamart bagian kasir, waktu kami jadi tertunda satu jam di sana. Semoga tak terulang kepada pelanggan yang lain. Kasihan.
Seharusnya malam ini kami packing, besok pagi sekali saya dan Hana hendak ke Pelabuhan Situbondo naik supra. Tapi karena tertahan di Alfamart Kalisat, urusan packing dan urusan berbagi kabar dengan rekan yang terdampak banjir di sudut-sudut Jember, semua itu jadi ikut tertunda, Sabaaar.
Di masa krisis, waktu dan informasi yang benar adalah dua hal yang sangat vital. Bayangkan saja jika kita menjadi warga Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
























