Betapa Sulit Menjalani Hari dengan Tidak Mesoh
by
tamasja
- Desember 04, 2025
Berjuang dengan sekuat tenaga untuk menikmati hari Kamis Kliwon yang indah ini dengan tuma'ninah. Tenang, diam sejenak, tidak tergesa-gesa, dan berusaha sekuat tenaga untuk tidak mesoh ke korporasi bandit. Dimulai dengan menikmati hari pagi-pagi sekali, pukul tiga pagi, saya antar Hana pergi ke pasar tradisional Kalisat. Seperti biasa, motor supra kami parkir di rumah Arunika Kinnas Narasnama. Kami pulang dengan membawa ikan cakalan, sambelan, sayur arnong, tiga batang tempe, sebungkus plastik kecambah, dan sayur pahitan. Pulang dari pasar, masih mampir di Alfamart di JL. dr. Wahidin.
Pagi hingga siang, cuaca panas sekali. Sorean, cuaca segera berubah dari panas ke mendung, lalu hujan.
Malang banjir. Ratusan rumah terendam. Genangannya mencapai satu setengah meter. Katanya, banjir hari ini menjadi yang terbesar dalam empat tahun terakhir.
Hamdan Tamimi pulang ke Banyuwangi, naik kereta api di sore hari. Ba'da Isya, giliran Fanggi, Tasya dan Fea yang kembali pulang ke Sidoarjo naik Probowangi. Mereka hanya dua malam pulang ke Kalisat.
Malam ini teman-teman berkumpul di ruang ingatan. Mega Silvia juga datang. Resti dan Karin habis belanja. Mereka mau masak-masak. Bagus datang. Mereka hendak record lagu Karin Iqbal yang 'cinta untuk selama-lamanya.' Dani masih fokus nyicil mengerjakan skripsi tentang gedung-gedung bioskop di Lumajang. Rama juga seharian ini ada di ruang ingatan. Skripsinya dibantu oleh Resti. Nyala harus ke kampus besok, 5 Desember. Jika tidak, FIB Universitas Jember mungkin akan mendepaknya. Dia harus segera sempro apapun yang terjadi.
Muhammad Iqbal datang ke ruang ingatan, tentu dalam agenda gengguk record lagu.
Hampir lupa. Mas Budi datang ke ruang ingatan setelah Maghrib. Sambil tersenyum, dia menghampiri saya yang sedang duduk di sofa, lalu memberi saya satu pak rokok Surya 12. Katanya, dia dapat rezeki hari ini. Habis urus instalasi listrik. Alhamdulillah. Terima kasih Mas Budi tamasjadara.
Kami melewati hari ini dengan sebaik-baiknya, di antara kabar sedih yang menimpa negeri ini, terlebih di urusan bencana, penanggulangan bencana, yang semuanya sama sekali tidak gwenchana (괜찮아). Ya Allah lindungilah kami, lindungilah Indonesia kami.
Di Indonesia, betapa sulit menjalani hari dengan tidak mesoh. Korupsi terjadi di semua lini. Pencitraan ada di semua level kepemimpinan. Belum lagi, mereka punya komunikasi publik yang buruk, cenderung menyakiti hati. Menjalani hari dengan tidak mesoh dan tetap berusaha tuma'ninah, itu sudah baik.
Gwenchana.
Gwenchana.






